- Wisata Narmada.
|
google image |
Taman
Narmada adalah salah satu obyek wisata di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara
Barat. Obyek wisata yang banyak menyedot perhatian wisatawan itu tidak jauh
dari Bandara Selaparang, Mataram. Hanya sekitar 15 kilometer ke arah barat.
Untuk
menjangkau tempat wisata berpanorama indah itu, tidaklah sulit. Sebab, jalan
menuju Taman Narmada semuanya sudah beraspal. Bahkan, wisatawan yang ingin
menggunakan jasa taksi, tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam, hanya sekitar
Rp50 ribu.
Wisatawan
yang ingin memuaskan minat berwisatanya di taman tersebut, juga cukup merogoh
uang recehan saja. Tiket tanda masuk Taman Narmada hanya Rp2.000 untuk
anak-anak, Rp4.000 untuk dewasa dan Rp10.000 untuk wisatawan asing.
Taman
Narmada menjadi obyek wisata yang eksotis, karena obyek wisata bertopografi
dataran tinggi itu menawarkan berbagai atraksi bernilai historis. Vegetasi yang
ada di kawasan itu juga sangat beragam dan rindang. Kolam renang dengan air nan
jernih semakin menambah keelokan panoramanya.
|
google image |
Harmoni
Alam
Untuk
mengelilingi komplek yang ditetapkan sebagai cagar budaya melalui UU No 5/1992
itu, terdapat jalan berundak-undak. Tekstur tanah yang berbukit menjadikan
harmoni alam yang tergelar di depan mata semakin molek.
Memasuki
pelataran di depan pintu masuk, pengunjung sudah disuguhi dengan
bangunan-bangunan bernilai sejarah. Ada
sejumlah bangunan di kompleks Taman Narmada, dan masing-masing bangunan
mempunyai nama dan peruntukannya.
Pengunjung
pertama kali akan disuguhi sebuah bangunan kuno yang berada tepat di sisi kiri.
Bangunan itu bernama Bale Loji. Dulu balai itu dipakai sebagai tempat tinggal
raja dan isterinya. Sedangkan di depan Bale Loji atau tepat di sisi kanan
gerbang masuk, terpampang peta Taman Narmada yang berfungsi untuk memudahkan
pengunjung berkeliling taman.
Selain
Bale Loji, pengunjung selanjutnya bisa menyusuri bagian dalam taman. Banyak
bangunan kuno yang bisa ditemui seperti Gapura Gelang, Mukedes, Telaga
Padmawangi, Bale Terang, Patandaan, Bangunan Sakapat, Balai Bancingah, Pura
Kelasa, dan Pura Lingsar.
Taman
Narmada, menurut penuturan masyarakat setempat, dibangun oleh Raja Mataram-
Lombok, Anak Agung Ngurah Karang Asem pada 1727. Sedangkan nama Narmada sendiri diambil dari nama anak Sungai Gangga di
India, yang bernama Narmadanadi.
Nama
Narmada, konon awalnya hanya digunakan untuk menamai mata air yang membentuk
beberapa kolam dan sebuah sungai di tempat tersebut. Namun, seiring berjalannya
waktu, masyarakat kemudian menyebut Narmada
untuk keseluruhan komplek taman.
Dalam
sejarahnya, Taman Narmada dahulu berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan
upacara Pakelem yang diadakan pada setiap purnama kelima tahun Saka
(Oktober-November). Pakelem adalah upacara persembahan kepada alam supaya tidak
murka atau terjadi bencana. Pakelem juga dilakukan untuk menetralisir alam
setelah terjadi bencana alam.
Upacara
Pakelem sebelumnya selalu dilaksanakan Sang Raja di puncak Gunung Rinjani.
Tapi, seiring dengan semakin uzur dan menurunnya kemampuan fisik Sang Raja,
para bawahannya diperintahkan membangun tempat yang bernuansakan Gunung
Rinjani. Karena itu, Taman Narmada adalah miniatur dari Gunung Rinjani. Selain
berfungsi sebagai tempat upacara adat, taman ini pun digunakan sebagai tempat
peristirahatan keluarga raja pada musim kemarau.
Dalam
kawasan Taman Narmada terdapat pancuran sembilan (siwak) yang letaknya di atas
Segara Anak. Bangunan ini termasuk bangunan sakral bagi penganut Hindu Dharma
maupun penganut Waktu Tilu.
Di
dalam komplek Taman Narmada yang berpanorama indah itu juga terdapat Balai
Petirtaan yang sumber mata airnya berasal dari Gunung Rinjani. Balai Petirtaan
merupakan tempat pertemuan tiga sumber air, yakni Suranadi, Lingsar, dan Narmada. Air yang ada di Balai Petirtaan dipercaya
berkhasiat menjadikan orang yang meminum dan membasuh mukanya dengan air dari
tempat itu akan awet muda.
Sebelum
mendapatkan air suci ini, pengunjung harus mengikuti tatacara yang dipandu
seorang juru kunci (kuncen ) dalam balai petirtaan. Bersama sang kuncen,
pengunjung mengikuti ritual pengambilan air. Sang kuncen kemudian meminta
pengunjung berdoa menurut keyakinan masing-masing.
Setelah,
melalui serangkaian ritual tersebut barulah para pengunjung dapat menikmati
dengan mebasuh ke muka atau dengan meminumnya. Bagi wanita yang sedang datang
bulan tidak diperbolehkan masuk dalam balai petirtaan.
Nah,
rasanya tidak berlebihan jika anda termasuk orang yang penasaran dan ingin
membuktikan sendiri bagaimana keindahan Taman Narmada yang eksotis tersebut.
Selamat datang ke Pulau Lombok untuk membuktikan.
Sumber:
http://bulletin-voluntary.blogspot.com/2010/01/wisata-air-awet-muda-di-taman-wisata.html