Jumat, 25 Mei 2012

taman narmada lombok


  1. Wisata Narmada.
google image


Taman Narmada adalah salah satu obyek wisata di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Obyek wisata yang banyak menyedot perhatian wisatawan itu tidak jauh dari Bandara Selaparang, Mataram. Hanya sekitar 15 kilometer ke arah barat.

Untuk menjangkau tempat wisata berpanorama indah itu, tidaklah sulit. Sebab, jalan menuju Taman Narmada semuanya sudah beraspal. Bahkan, wisatawan yang ingin menggunakan jasa taksi, tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam, hanya sekitar Rp50 ribu.

Wisatawan yang ingin memuaskan minat berwisatanya di taman tersebut, juga cukup merogoh uang recehan saja. Tiket tanda masuk Taman Narmada hanya Rp2.000 untuk anak-anak, Rp4.000 untuk dewasa dan Rp10.000 untuk wisatawan asing.

Taman Narmada menjadi obyek wisata yang eksotis, karena obyek wisata bertopografi dataran tinggi itu menawarkan berbagai atraksi bernilai historis. Vegetasi yang ada di kawasan itu juga sangat beragam dan rindang. Kolam renang dengan air nan jernih semakin menambah keelokan panoramanya.

google image


Harmoni Alam

Untuk mengelilingi komplek yang ditetapkan sebagai cagar budaya melalui UU No 5/1992 itu, terdapat jalan berundak-undak. Tekstur tanah yang berbukit menjadikan harmoni alam yang tergelar di depan mata semakin molek.

Memasuki pelataran di depan pintu masuk, pengunjung sudah disuguhi dengan bangunan-bangunan bernilai sejarah. Ada sejumlah bangunan di kompleks Taman Narmada, dan masing-masing bangunan mempunyai nama dan peruntukannya.

Pengunjung pertama kali akan disuguhi sebuah bangunan kuno yang berada tepat di sisi kiri. Bangunan itu bernama Bale Loji. Dulu balai itu dipakai sebagai tempat tinggal raja dan isterinya. Sedangkan di depan Bale Loji atau tepat di sisi kanan gerbang masuk, terpampang peta Taman Narmada yang berfungsi untuk memudahkan pengunjung berkeliling taman.

Selain Bale Loji, pengunjung selanjutnya bisa menyusuri bagian dalam taman. Banyak bangunan kuno yang bisa ditemui seperti Gapura Gelang, Mukedes, Telaga Padmawangi, Bale Terang, Patandaan, Bangunan Sakapat, Balai Bancingah, Pura Kelasa, dan Pura Lingsar.

Taman Narmada, menurut penuturan masyarakat setempat, dibangun oleh Raja Mataram- Lombok, Anak Agung Ngurah Karang Asem pada 1727. Sedangkan nama Narmada sendiri diambil dari nama anak Sungai Gangga di India, yang bernama Narmadanadi.

Nama Narmada, konon awalnya hanya digunakan untuk menamai mata air yang membentuk beberapa kolam dan sebuah sungai di tempat tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, masyarakat kemudian menyebut Narmada untuk keseluruhan komplek taman.

Dalam sejarahnya, Taman Narmada dahulu berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan upacara Pakelem yang diadakan pada setiap purnama kelima tahun Saka (Oktober-November). Pakelem adalah upacara persembahan kepada alam supaya tidak murka atau terjadi bencana. Pakelem juga dilakukan untuk menetralisir alam setelah terjadi bencana alam.

Upacara Pakelem sebelumnya selalu dilaksanakan Sang Raja di puncak Gunung Rinjani. Tapi, seiring dengan semakin uzur dan menurunnya kemampuan fisik Sang Raja, para bawahannya diperintahkan membangun tempat yang bernuansakan Gunung Rinjani. Karena itu, Taman Narmada adalah miniatur dari Gunung Rinjani. Selain berfungsi sebagai tempat upacara adat, taman ini pun digunakan sebagai tempat peristirahatan keluarga raja pada musim kemarau.

Dalam kawasan Taman Narmada terdapat pancuran sembilan (siwak) yang letaknya di atas Segara Anak. Bangunan ini termasuk bangunan sakral bagi penganut Hindu Dharma maupun penganut Waktu Tilu.

Di dalam komplek Taman Narmada yang berpanorama indah itu juga terdapat Balai Petirtaan yang sumber mata airnya berasal dari Gunung Rinjani. Balai Petirtaan merupakan tempat pertemuan tiga sumber air, yakni Suranadi, Lingsar, dan Narmada. Air yang ada di Balai Petirtaan dipercaya berkhasiat menjadikan orang yang meminum dan membasuh mukanya dengan air dari tempat itu akan awet muda.

Sebelum mendapatkan air suci ini, pengunjung harus mengikuti tatacara yang dipandu seorang juru kunci (kuncen ) dalam balai petirtaan. Bersama sang kuncen, pengunjung mengikuti ritual pengambilan air. Sang kuncen kemudian meminta pengunjung berdoa menurut keyakinan masing-masing.

Setelah, melalui serangkaian ritual tersebut barulah para pengunjung dapat menikmati dengan mebasuh ke muka atau dengan meminumnya. Bagi wanita yang sedang datang bulan tidak diperbolehkan masuk dalam balai petirtaan.

Nah, rasanya tidak berlebihan jika anda termasuk orang yang penasaran dan ingin membuktikan sendiri bagaimana keindahan Taman Narmada yang eksotis tersebut. Selamat datang ke Pulau Lombok untuk membuktikan.
Sumber: http://bulletin-voluntary.blogspot.com/2010/01/wisata-air-awet-muda-di-taman-wisata.html

1 komentar: